Teknologi Tepat Guna untuk Mengurangi Genangan Air dan Sampah Organik serta Konservasi Air Bawah Tanah
Lubang Resapan Biopori (LRB)
Lubang Resapan Biopori (LRB) adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10-30 cm, kedalaman sekitar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air tanah. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik yang berfungsi untuk menghidupkan mikroorganisme tanah, seperti cacing. Cacing tanah ini akan membentuk pori-pori atau terowongan dalam tanah (biopori) yang dapat mempercepat resapan air ke dalam tanah secara horizontal.
Manfaat dan Keunggulan
Lubang Resapan Biopori (LBR) adalah teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengurangi genangan air dan sampah organik. Beberapa keunggulan LRB:
- Sistem pori dan terowongan dalam tanah yang dibentuk oleh cacing mampu meresapkan air lebih cepat.
- Pemilahan sampah dari sumber (rumah tangga) dimana sampah organik yang dimasukkan ke dalam LRB dapat menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik didaur ulang
- Memanfaatkan peran aktivitas cacing tanah dan akar tanaman
- Mengurangi dampak bencana akibat genangan air dan tumpukan sampah seperti mewabahnya penyakit dan demam berdarah dan malaria.
- Tersedianya cadangan air tanah di musim kemarau
- Membantu mengurangi dampak pemanasan global
Lokasi Pembuatan
Lubar Resapan Biopori (LRB) dapat dibuat di dasar saluran, di dasar alur yang dibuat di sekeliling batang pohon, batas taman, paving blockk
Jumlah LRB yang Disarankan
Setiap lahan 100 m2 jumlah ideal LRB yang dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 – 1 m. Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm kedalaman 100 cm, setiap lubang dapat menampung 7,8 liter sampah organik dari dapur, berarti tiap lubang dapat diisi sampah organik dapur 2-3 hari dan akan menjadi kompos dalam waktu 15 - 30 hari. Untuk sampah organik dari kebun (daun dan ranting) dapat menjadi kompos dalam waktu 2 – 3 bulan. Hal ini dpat dipercepat dengan penambahan bioaktiator.
Biaya yang Diperlukan
Pembuatan LRB akan dipermudah denagn menggunakan bor tanah yang telah disesuaikan untuk keperluan peresapan air dengan pendekatan biopori seharga Rp 175.000,00
*Harga LRB sewaktu-waktu dapat berubah
LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
- Persiapan
- Siapkan alat bor
- Buat alur air menurut kontur
- Buat alur mengitari pohon
- Pelaksanaan
- Buat lubang: diameter 10 cm, kedalaman 30 cm sampai dengan 100 cm atau sebelum kedalaman muka air tanah (agar mudah disiram air)
- Angkat alat bor pada saat mata bor penuh tanah (±10 cm kedalaman), buang tanah yang terangkat di mata bor dengan menggoreskan pisau pada kedua sisi mata bor. Ulangi pembuatan lubang sampai kedalaman sesuai ketentuan.
- Untuk LRB saluran air, jarak antar lubang 0,5 – 1 m, sedangkan LRB di pohon cukup dibuat 3 lubang per pohon (posisi segitiga sama sisi)
- Lakukan pengerasan bibir lubang untuk mencegah erosi tanah masuk ke lubang dan mempertahankan agar mulut lubang tetap rapih.
- Buat pengaman lubang agar tidak terperosok ke lubang. Sebaiknya menggunakan besi, bukan kawat.
- Isi lubang dengan sampah organik (sisa dapur, sampah kebun/taman). Jangan memasukkan sampah non organik (besi, plastik, baterai, stereofoam, dll)
- Masukkan sampah ke dalam ly\ubang dengan bantuan tongkat yang tumpul agar sampah masuk lebih dalam, namun juka sampahnya hanya sedikit, sampah cukup diletakkan dalam mulut lubang saja, agar sedimen/tanah tidak masuk.
- Pemeliharaan
- Menjaga lubang tetap terisi sampah organik dengan cara mengisi sampah organik.
- Apabila menggunakan sampah organik dapur maka setelah ±2 minggu sudah dapat dimanfaatkan sebagai kompos.
- Apabila menggunakan sampah kebun (daun/ranting) setelah ±2 bulan sudah menjadi kompos.
- Pengambilan kompos denagn cara menggunakan alat bor.
Keterangan lebih lanjut hubungi :
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi DKI Jakarta
Jl. Casablanca Kav. 1 Kuningan, Jakarta
Telp. 5209651, 5209653, 5209645, Fax. 5209643m 5209645
Website: http://bplhd.jakarta.go.id